Kamis, 27 Februari 2014

PEMBANGUNAN SISTEM AIR LIMBAH TERPUSAT SKALA LINGKUNGAN DI KOTA AMBON BERLOKASI DI DESA NANIA

PEMBANGUNAN SISTEM AIR LIMBAH TERPUSAT SKALA LINGKUNGAN DI KOTA AMBON ( DESA NANIA )

Kategori Hibah Air Limbah | : 16 Desember 2013 | 10:26 WIB


Pekerjaan pembangunan Sistem Air Limbah Skala Lingkungan yang merupakan Program Hibah Air Minum dan Sanitasi dari Kementrian PU, telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Tata Kota Ambon sejak tahun 2011. Kini di tahun 2013 Dinas Tata Kota  Ambon memfokuskan pada Pembangunan Sistem Air Limbah Skala Lingkungan, setelah pada tahun sebelumnya menitikberatkan pada Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan.
Pelaksanaan pekerjaan ini diadakan dengan sistem kontraktual, dengan masa kontrak 115 hari kalender sejak tanggal 5 September 2013 dengan pelaksananya adalah CV. Amalia Pratama. Lokasi pekerjaan berada di Desa Nania, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon. Adapun jumlah KK yang menjadi sasaran pekerjaan ini yaitu sebanyak 200 KK.

Pemilihan lokasi di Desa Nania ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan lahan yang merupakan lahan milik Pemerintah Kota, topografi yang mendukung, serta kondisi sosial masyarakat yang heterogen (terdiri dari 2 komunitas muslim dan Kristen) dimana pekerjaan ini akan menjadi Pilot Project Pembangunan IPAL Komunal di Kota Ambon.

Teknik pemasangan pekerjaan ini dilakukan dengan cara membuat instalasi pembuangan air limbah baru dari rumah รข€“ rumah warga menuju tangki pengolahan yang sementara dikerjakan, dan progres pekerjannya  mengalami keterlambatan karena ketersediaan material asesoris pipa yang spesifik dari distributor, sampai saat ini belum terkirim, yang mengakibatkan target pelaksanaan Sambungan Rumah (SR) bisa terselesaikan pada bulan Desember, menjadi tertunda

AWAS ADA SUNAMI DI NANIA …….. ( hehehee…. Cuman simulasi bro.. )

AWAS ADA SUNAMI DI NANIA …….. ( hehehee…. Cuman simulasi bro.. )

Current Articles | Categories | Search | Syndication
LANTAMAL IX TERLIBAT DALAM SIMULASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI KOTA AMBON TAHUN 2012
Foto evakuasi korban meninggal pada simulasi penanggulangan bencanaj
Foto evakuasi warga pada simulasi penanggulangan bencana
Foto pengarahan instruktur simulasi penanggulangan bencana y
Jum’at,(30/11). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku yang bekerja sama dengan instansi – instansi terkait melaksanakan gladi simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di Desa Nania kecamatan Baguala kota Ambon. Adapun yang terlibat pada gladi simulasi tersebut antara lain Koramil/01 Baguala, Lantamal IX Ambon, BMKG kota Ambon, Tim SKPD Provinsi Maluku, Basarnas, PMI, Pemadam kebakaran, Puskesmas Desa Nania, Tagana kota Ambon dan Masyarakat Desa Nania kota Ambon.
Sebelum melaksanakan gladi simulasi, Mayor Laut (P) Indra Dhanny yang kesehariannya menjabat sebagai Pabandya Opslat Sops Lantamal IX, kali ini bertindak sebagai Instruktur yang menjelaskan skenario pelaksanaan gladi simulasi, dimulai dari seluruh masyarakat melaksanakan aktifitas seperti biasa dan lalulintas di jalur utama trans Passo ke bandara padat, dan seketika terjadi gempa bumi tektonik 8.2 Skala Richter, pusat gempa 145 KM selatan Ambon di kedalaman 30 KM dan berpotensi tsunami, selanjutnya BMKG kota Ambon menginfokan hal tersebut melalui sms kepada Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, SH., Ketua BPBD, Camat Baguala, Raja Nania, sekdes Nania dan instansi lainnya.
Terjadi kepanikan di desa Nania, setelah info gempa disampaikan melalui loadspeaker masjid, lonceng gereja dan teriakan masyarakat. Tim siaga desa Nania yang diperintahkan bapak Raja Nania memandu evakuasi mandiri melalui jalur evakuasi menuju penampungan akhir bertempat di SLBN Nania dan para guru memerintahkan murid – muridnya untuk di evakuasi, di penampungan akhir yang didirikan posko kesehatan, dapur umum dan lainnya.
Disaat yang sama kepala BPBD kota Ambon melaporkan kepada Walikota Ambon untuk menetapkan status siaga tanggap darurat. Dalam simulasi terdapat Enam orang korban yang diantaranya tiga orang luka dan tiga orang meninggal dunia diantaranya diakibatkan oleh tertimpa bangunan rubuh, kecelakaan lalu – lintas dan korban terseret ombak. Dalam mengevakuasi korban di laut Perahu karet Yonmarhanlan IX berhasil menolong korban tenggelam dibantu oleh Basarnas, selanjutnya para korban dibawa dengan menggunakan mobil ambulance, ke penampungan akhir di Sekolah Luar Biasa (SLB) Desa Nania. Simulasi pun berakhir, dan kegiatan akhirnya berjalan lancar, serta seluruh korban dapat diievakuasi sesuai dengan rencana.
Pada sambutannya Walikota Ambon mengucapkan terima kasih kepada instansi – instasi terkait dan masyarakat nania yang telah melaksanakan program penanggulangan bencana ini dengan sungguh sungguh sehingga simulasi dapat terlaksana dengan baik. Bapak walikota menambahkan, kegiatan simulasi ini juga sekaligus untuk memberi pemahaman dan pelajaran kepada masyarakat khususnya di kota Ambon mengenai cara menyikapi jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami mengingat Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa bumi dan tsunami

Pemkot akan Kaji Kembali Keberadaan Pasar Nania

Pemkot akan Kaji Kembali Keberadaan Pasar Nania

Daerah ›› Pemkot akan Kaji Kembali Keberadaan Pasar Nania
Saturday, 08 February 2014
Pemkot akan Kaji Kembali Keberadaan Pasar Nania
Ambon – Pasar Desa Nania yang dibangun tahun 2011 hingga kini belum juga di fungsikan oleh para pedagang yang merupakan masyarakat desa setempat. Pasar tersebut terkesan mubazir karena hanya terdapat beberapa pedagang yang menjajakan dagangan mereka namun waktu berjualan juga tidak normal seperti pasar pada umumnya.
Hal ini justru sangat merugikan masyarakat sekitar karena mereka harus pergi berbelanja ke Pasar Passo atau ke Pasar Mardika. Padahal pasar tersebut dibangun dengan dana yang tidak sedikit, sayangnya tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy saat dikonfirmasi wartawan usai memberikan bantuan dana stimulan kepada 102 pelaku usaha makro ketegori miskin se-Kecamatan Sirimau yang bertempat di depan Kantor Camat Sirimau, Jumat (7/2) menjelaskan, pasar itu merupakan pasar desa yang dibangun oleh LSM, sehingga segala permasalahan yang ada disana itu merupakan tanggung jawab pemerintah negeri/desa tempat dimana pasar itu di bangun.
Menurutnya ada dua pasar yang tidak dibangun oleh Pemkot Ambon, yang sudah ada itu pasar nania dan pasar halong sehingga pengelolaan pasar dan pertanggung jawaban pasar tersebut itu langung kepada pemerintah desa setempat.
“Pemkot sangat menyesali pembangunan pasar tersebut karena tidak di dahulukan dengan survei tentang kebutuhan yang cocok untuk masyarakat setempat yang akhirnya pasar tersebut mubazir,” ujarnya.
Dikatakan, pasar itu merupakan pasar desa, namun kedepan akan dikaji kembali dengan pemerintah negeri/desa setempat agar pasar tersebut dapat difungsikan serta dikelola dengan baik agar tidak terkesan mubazir

Rabu, 26 Februari 2014

NANIA METROPOLIS

NANIA METROPOLIS KE 2

SUASANA NATAL DI NANIA
SUASANA NATAL DI DESA NANIA……!!!!!!
Kata orang-orang Nania merupakan METROPOLITAN ke-2…
Eit…… jangan salah dulu….
Saat Natal Saja Sob…..
soo…..
kalau pinggin liat lagi boleh, gratis ko..
but tunggu tahun depan ya……
just kiding……

KANTOR AGAMA TERBAKAR

KANTOR AGAMA TERBAKAR

Friday, 13 April 2012
Satu Orang Dirawat di RS Otto Quik
Kantor Balai Diklat Keagamaan Ambon Terbakar
Kebakaran3
Ambon – Kantor Utama Balai Diklat Keaga­maan Ambon yang berlokasi di Desa Nania, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Kamis (12/4), hangus dilalap api.
Kebakaran tersebut juga menye­babkan salah seorang staf Tata Usaha Balai Diklat Keagamaan Ambon, Djul­kifli Puluhatumena akhirnya harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Otto Quik karena mengalami luka robek akibat terjebak dan melompat dari lantai dua.
Salah satu staf pelaksana di kantor balai Diklat keagamaan Ambon, Badar Matdoan kepada Siwalima di lokasi kejadian mengaku kantor berlantai dua tersebut terbakar sekitar pukul 18.05 WIT disaat kantor sudah kosong.
Matdoan mengaku, saat dirinya ke­luar dari salah satu ruangan kantor tersebut, ternyata api sudah menyebar dan membesar di lantai satu sebab saat itu angin sedang berhembus sehingga api semakin menjalar ke seluruh ruangan.
“Saat api telah membesar di se­lu­ruh ruangan termasuk hampir seba­gian lantai dua, ternyata salah staf yang bernama Djulkifli Puluhatu­mena terjebak dan akhirnya mem­bobol jendela dan melompat dari lantai dua.
Alhasil Puluhatumena yang mem­buang diri dari lantai dua langsung dibawa ke RS Otto Quik untuk men­dapat perawatan karena mengalami ruka robek di sekitar tubuhnya karena terkena pecahan kaca.
Sementara itu, salah satu staf Widyaisuara Balai Diklat Keagamaan Ambon, Slamet Difinubun mengaku saat kejadian dirinya sementara mengajar dalam ruang kelas, sehi­ngga aktivitas tersebut dihentikan dan mereka lari keluar untuk melihat kejadian ini yang terjadi sekitar pukul 18.05 WIT.
“Teman kami yang terjebak akhirnya melompat karena sudah terdesak dengan jalan membobol jendela dan terpaksa nekat untuk melompat dari lantai dua untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Satu unit Pemadam Kebakaran Pemkot Ambon Cabang Passo baru tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 18.45 WIT. Dengan kondisi si jago merah yang cukup besar membuat pemadam kebakaran kewalahan untuk menghentikan amukan api sehingga akhirnya mereka meminta bantuan penambahan armada karena kondisi api yang sudah menguasai seluruh kantor tersebut.
Peristiwa ini menjadi tontonan masyarakat yang ada di sekiat lokasi maupun yang lewat karena posisinya kantor ini berada di dekat jalam umum, namun untuk menonton masyarakat harus melihat langsung dari luar pagar kantor sebab tidak bisa memasuki area kantor tersebut karena dijaga oleh aparat kepolisian dari Polsek Baguala maupun personil Yonif 733/Raider. Untuk memadamkan api maka pemadam kebakaran harus meng­gerakan lima unit mobilnya.
Akhirnya sekitar pukul 20.40 WIT, personil Pemadam Kebakaran ber­hasil menghalau api untuk meram­bat ke gedung yang berdekatan di sebelahnya dan api berhasil dipa­damkan. Setelah api berhasil dipadamkan terlihat personil aparat Polsek Baguala bersama staf kantor diklat memasuki ruangan bagian keuangan dan keluar membawa sebuah brankas dan langsung dibawa ke Polsek Baguala.
Akibat kebakaran Kantor Balai Diklat Keagamaan Ambon balum dapat ditafsir berapa besar kerugian, namun dipastikan seluruh arsip-arsip penting serta lainnya hangus terbakar. Kapolsek Baguala AKP Sarah Lesil yang dikonfirmasi Siwalima terkait dengan kejadian tersebut mengatakan sumber api belum diketahui berasal dari mana dan peristiwa ini masih dalam proses penyelidikan pihaknya
- See more at: http://www.siwalimanews.com

SDN Kristen Nania Ambon, Peduli Pada Siswa Miskin

SDN Kristen Nania Ambon, Peduli Pada Siswa Miskin
art_37443
Pengembangan dan pembinaan bagi siswa merupakan hal penting yang selalu di perhatikan oleh pendidik, baik secara lisan maupun tulisan, sebab dengan potensi yang sudah dimiliki peserta didik namun tidak diberikan pembinaan dan pengembangan yang baik bagi mereka, maka akan mempengaruhi prilaku siswa sendiri.
Demikian hal yang selalu di perhatiakn oleh pihak sekolah dan tenaga pendidiknya di SD Kristen Nania Ambon, proses pembelajaran yang di terapkan bukan hanya sekedar memberikan pelajaran dan siswa di suruh selesaikan saja melainkan selalu di berikan pembinaan dan pengembangan diri agar mereka tetap tumbuh kembang sebagai generasi yang memiliki banyak potensi Ilmu pengetahuan baik teknologi maupun umum.
Kepala sekolah SD Kristen Nania Ambon Ny. J. Hetharia W, kepada Ekspresi pendidikan Senin (31/5) mengatakan, sistim kurikulum yang di jalankan di sekolah ini tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya, walaupun berstatus swasta namun penerapan kurikulum cukup baik, dengan sekolah RMBS (Rintisan Manajmen Berbasis Sekolah) SD Kristen Nania selalu berupaya menciptakan mutu pendidikan yang dapat membawa siswanya menjadi siswa yang mampu bersaing dengan sekolah setingkat mereka.
Sejak 2006, SD Kristen Nania di tetapkan sebagai sekolah RMBS dengan beberapa sekolah lainnya yang berada di lingkup Kecamatan Baguala. Hal itu menjadi sebuah terobosan bagi mereka untuk terus menopang Dunia pendidikan hingga mencapai sekolah Rintisan bertaraf Nasional hingga internasional.
Kepsek mengatakan, siswa yang berada di sekolah ini sudah beberapa kali mengikuti kegiatan sebagai siswa RMBS MIPA pada Universitas Pattimura Ambon. Lewat kegiatan itulah mereka menunjukan bakat dan kebolehan mereka sendiri dengan kegiatan MIPA tersebut.
Sayangnya potensi yang di miliki siswa SD Kristen Nania ini belum juga di lengkapi dengan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Pasalnya dari jumlah 159 siswa hanya di fasilitasi oleh 15 tenaga pengajar 7 berstatus guru PNS dan 9 masih berstatus Honorer, sehingga ini menjadi perhatian dan tanggung jawab bagi Dinas Pendidikan Kota sendiri agar bagaimana selalu memperhatikan tenaga pendidik terutama pada sekolah –sekolah swasta.
Awalnya sekolah yang beralamat di Jalan Laksdya Leo Wattimena ini di huni oleh siswa yang berasal dari dua komunitas (islam – Kristen) namun karena di timpah oleh konflik pada Tahun 1999 maka sekolah tersebut sempat tersendak dengan kegiatan belajar mengajarnya dan pada Tahun 2005 mereka kembali ke tempat dimana asal sekolah tersebut untuk melanjutkan aktifitas persekolahan hingga sekarang.
Selain sekolah yang berstatus swasta siswanya pun demikian. Kenapa tidak, dari jumlah 159 siswa, 75% siswa masuk dalam kategori siswa kurang mampu atau siswa miskin sehingga siswa-siswa ini selalu difasilitasi oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Kepsek menambahkan, siswa yang berstatus kurang mampu akan selalu di perhatikan pihaknya agar mereka juga dapat merasakan pendidik yang layak yang seharusnya mereka miliki seperti anak-anak Indonesia lainnya, siswa tersebut bukan saja di pasilitasi iuran sekolahnya melainkan sampai pada buku-buku pelajarannya dan seragam sekolahnya.
Inilah yang membuat Ny . J. Hetharia. W, terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memperhatikan siswa-siswanya agar semangat mereka tersur berkibar menjadi siswa yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah Negeri lengkap dipasilitasi peralatan belajar, keyakinan ini selalu Ia sampaikan bukan hanya pada siswa melainkan pada guru juga, pasalnya kesejahtaraan yang dimiliki guru Honorer ini sangat di sayangkan dan unutk mencukupi kebutuhan para guru ini dirinya selalu berupaya melakukan dan memberikan yang terbaik bagi mereka agar kesejahteraan itu sama rata di rasakan oleh semua keluarga besar SD Kristen Nania Ambon

Pemkot Ambon Bertanggung Jawab Terhadap Nasib Warga Nania

Pemkot Ambon Bertanggung Jawab Terhadap Nasib Warga Nania
Tuesday, 18 February 2014 21:49 Ian
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
AMBON-Wakil Walikota Ambon Sam Latuconsina menegaskan akan menyelesaikan sengketa Lahan antara Warga Nania Atas dengan ahli waris Keluarga Parera, mengingat relokasi warga Nania pada tahun 1984 tersebut merupakan keputusan Pemerintah kota Ambon.
Pemerintah kota Ambon menurut Lattuconsina, secepatnya akan membentuk tim untuk menyelesaikan persoalan itu bersama ahli waris, agar warga yang yang menempati lahan tersebut tidak dirrugikan.
Menurutnya tim yang dibentuk nantinya akan berkoordinasi dengan ahli waris, sembari melakukan kajian terhadap semua dokumen yang berkaitan dengan proses pemindahan warga ke lokasi yang saat ini disengektatan.
Latar belakang Pemkot untuk merelokasikan warga belakang kota ke Nanaia pada Tahun 1984, akibat musibah bencana kebakaran termasuk bencana lainnya, awalnya penempatan warga di lokasi milik Pemkot Ambon yakni di wilayah Nania Bawah. Dan bukan dilahan yang saat ini disengekatan.
Sebelumnya ratusan warga Desa Nania Atas Kecamatan Baguala, Senin (17/02), mendatangi Pemerintah kota Ambon meminta kejelasan status tanah yang saat ini ditempati oleh mereka sejak tahun 1984.
Dalam pertemuan itu Kuasa Hukum Warga Nania Made Rahman Marasabessy meminta Pemkot Ambon bijak menyelesaikan persoalan sengketa tanah tersebut dengan ahli waris agar tidak berimbas masyarakat di rugikan.
Menurut Made, penempatan lahan tersebut oleh warga Nania merupakan kebijakan Pemerintah kota Ambon Tahun 1984 yang saat itu dipimpin Walikota Albert Purwaila.
Sesuai SK Walikota Albert Purwaila saat itu (1984) warga seharusnya menempati kawasan Nania bawah namun dalam pelaksanaanya warga diarahakan untuk menempati wilayah Naia bagian atas sehingga di kalim oleh ahli warias .
Made menyatakan persoalan ini sudah berlangsung beberapa tahun, namun hingga saat ini persoalanya belum terselesaikan, bahkan keputusan Pemkot Ambon melalui Surat No 590 yang dikeluarkan Sekretaris kota Ambon beberapa tahun lalu tidak diketahui oleh Raja setempat